Selasa, 26 Maret 2024 09:18 WIB - Dilihat: 5
Telkom melalui program Indigo dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkolaborasi dengan ekosistem game di Indonesia memfasilitasi puluhan studio gim lokal untuk go internasional.
Indigo, program inkubator dan akselerator startup milik PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom), bersama Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag), mengadakan program untuk mempersiapkan pengembang gim lokal go internasional. Program ini merupakan implementasi dari kesepakatan antara Telkom Indonesia dengan Kementerian Perdagangan pada Januari 2024. Pada program kali ini, Indigo dan Kemendag menghadirkan Vania Martia selaku perwakilan dari Asosiasi Game Indonesia (AGI) dan Iqbal Widodo sebagai perwakilan dari Nuon Digital Indonesia (Nuon). Kedua pembicara tersebut berbagi banyak hal konseptual dan teknis bagaimana pengembang gim lokal bisa mendapat publisher sehingga mengakselerasi gim yang mereka buat hingga level internasional.
“Di tahun 2023, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara yang paling banyak mempublikasi gim di platform Steam, yaitu sebanyak 256 gim. Kita ingin prestasi ini tetap terjaga bahkan lebih meningkat di tahun depan. Hari ini, kami dan Kemendag menunjukan komitmen kami atas harapan tersebut dengan memfasilitasi pengembang gim lokal mengadakan workshop dan diskusi dengan studio gim dan publisher internasional” ujar Patricia Eugene Gasperz, Senior Manager Program Indigo.
Pengembangan ekosistem gim nasional sudah menjadi fokus program Indigo sejak tahun 2019. Melalui berbagai program dan partisipasi aktif di komunitas pengembang gim nasional, Indigo melalui program Indigo Game telah berhasil membawa 30 studio lokal menghasilkan karya gim yang terjual secara internasional. Selain itu, ada pula ratusan pengembang gim di seluruh Indonesia yang saat ini tengah mempersiapkan karya mereka untuk menjadi gim-gim level internasional baru.
Kemendag melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN), memiliki komitmen untuk membawa gim dan kekayaan intelektual Indonesia ekspansi ke luar negeri. “Salah satu bentuk konkrit dari komitmen tersebut adalah acara yang kita lakukan hari ini bersama Indigo. Hari ini kami bersama Indigo ingin memfasilitasi teman-teman pengembang gim agar dapat memahami secara komprehensif bagaimana agar pengembang gim Indonesia dapat menformulasikan business process maupun pitch deck yang sesuai dengan standar dan kebutuhan publisher sehingga memudahkan mereka untuk mendapatkan kontrak kerja sama dengan publisher,” ujar Abu Amar, Ketua Tim Animasi, Komik, Gim, dan Digitalized Economy Direktorat Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif, Ditjen PEN.
“Publisher berperan aktif dalam pemasaran sebuah gim yang dikembangkan oleh developer, baik itu sejak masa pengembangan gim tersebut, hingga ketika gim tersebut telah diluncurkan ke public. Publisher juga bertanggung jawab memonetesasi gim berikut intellectual property (IP) yang melekat, baik itu melalui pemasaran gim itu sendiri, ataupun melalui merchandise dari gim. Itulah alasannya mengapa publisher memiliki peranan penting dalam tahap akhir dari pengembangan gim, yaitu pemasaran,” tambah Abu.
Acara yang diselenggarakan oleh program Indigo dan Kemendag merupakan salah satu bentuk sinergi antara kedua entitas yang memiliki visi untuk memajukan dan mengakselerasi gim di Indonesia. Harapannya, acara ini dapat memberikan manfaat dan dampak yang positif bagi para pengembang gim di Indonesia. Acara ini juga menunjukkan komitmen dan dukungan dari program Indigo terhadap pengembangan ekosistem gim di Indonesia.