Selasa, 14 Mei 2024 06:41 WIB - Dilihat: 2
JAKARTA – Presiden Direktur PT HM Sampoerna
Tbk. (Sampoerna) Ivan Cahyadi menegaskan komitmen perusahaannya untuk terlibat
aktif dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) nasional. Pengembangan SDM
itu tidak hanya internal, tapi juga menyasar mitra usaha sepanjang rantai
pasoknya dan masyarakat luas, seperti para pelaku UMKM serta petani tembakau
dan cengkih di Indonesia.
Menurutnya, pengembangan SDM adalah kunci bagi
Sampoerna untuk terus bertumbuh lewat inovasi sekaligus berupaya berperan aktif
dalam berkontribusi bagi perekonomian nasional.
“Sebagai presdir yang baru, saya punya
komitmen untuk melanjutkan komitmen Sampoerna yakni selalu fokus pada
pengembangan SDM untuk Sampoerna dan untuk Indonesia,” katanya dalam
wawancara media di Jakarta, Selasa (14/5/2024).
Dalam perjalanan kariernya selama 27 tahun
bersama Sampoerna, Ivan tidak menampik bahwa perusahaan telah berinvestasi
besar untuk membantu dirinya berkembang hingga saat ini. Menurutnya, komitmen
pengembangan SDM didasarkan pada motto perusahaan yakni Anggarda Paramita
(Menuju Kesempurnaan) dan Falsafah Tiga Tangan Sampoerna.
Lewat motto Anggarda Paramita, Sampoerna
percaya bahwa pekerjaan menuju kesempurnaan merupakan upaya tanpa henti lewat
kerja keras dan kesempatan pengembangan diri agar bisa melakukan inovasi yang
berdampak positif, tidak hanya bagi keberlangsungan perusahaan, tetapi juga
masyarakat luas.
Hal itu juga sejalan dengan Falsafah Tiga
Tangan yang terkait erat dengan kontribusi nyata Sampoerna bagi konsumen
dewasa, karyawan, mitra usaha dan pemegang saham; dan masyarakat luas.
“Kami percaya dengan melakukan pembinaan SDM
yang kuat, kami dapat berinovasi dalam hilirisasi produk. Inovasi itu selalu
terkait erat dengan kualitas SDM,” paparnya.
Ivan merinci komitmen pengembangan SDM yang
dilakukan Sampoerna mencakup dua sisi, yaiut internal atau bagi karyawan, dan eksternal
bagi para mitra usaha dan masyarakat luas.
Untuk pengembangan SDM internal, lanjutnya,
Sampoerna memberikan kesempatan berkarier sekaligus pengembangan diri. Maka itu,
Sampoerna menyediakan banyak pelatihan yang terkait dengan core skill atau yang terkait dengan pengembangan dengan pendekatan
manajemen kinerja dan program skills for
future atau program pembelajaran yang menyediakan sertifikasi dari lembaga
eksternal.
Untuk memberikan pelatihan bagi karyawan,
Sampoerna bekerja sama dengan sejumlah lembaga kredibel di dalam dan luar
negeri guna meningkatkan kemampuan dan kapasitas. Sampoerna ingin membantu
karyawan mengeluarkan kemampuan terbaiknya sehingga bisa berkontribusi bagi
perusahaan dan masyarakat.
Hal serupa juga dilakukan bagi karyawan untuk
mempersiapkan masa purnatugas melalui program Holistic Program for Employability
(HOPE) yang menyediakan berbagai pelatihan, dari manajemen keuangan hingga
kewirausahaan. Ivan mengaku ia pun mengikuti HOPE untuk mempersiapkan diri
ketika pensiun nanti.
“Syarat karyawan untuk mengikuti berbagai
pelatihan cuma satu, harus lulus,” tegasnya.
Berkat sejumlah upaya meningkatkan kualitas
SDM, saat ini terdapat banyak SDM Sampoerna yang bekerja di afiliasi Philip
Morris International (PMI) di seluruh dunia, seperti di Amerika Serikat, Swiss,
Italia, Portugal, Polandia, Romania, Jepang, Filipina, Thailand, Malaysia,
Hongkong, Uni Emirat Arab, Meksiko, Mesir, dan Maladewa. Sampoerna selalu
berupaya agar karyawan bisa mengeluarkan kemampuan terbaik dari dirinya.
Sebaliknya, Sampoerna juga menjadi tempat
belajar bagi para karyawan PMI. Saat ini, sejumlah karyawan PMI dan afiliasinya
di berbagai asal Swiss, Korea Selatan, Italia, Filipina, Malaysia, Thailand,
Pakistan, Kazakhstan, India, tengah bekerja di Sampoerna.
Menurutnya, talenta Indonesia punya potensi
dan kualitas yang sama baiknya dengan negara lain. Tidak berhenti di situ,
Sampoerna juga menjadi tujuan pembelajaran bagi banyak karyawan PMI dari
berbagai negara.
Pengembangan
SDM Mitra Bisnis dan UMKM
Untuk pengembangan SDM para mitra bisnis dan
UMKM, Sampoerna juga memiliki sejumlah program pendampingan. Sampoerna, melalui
perusahaan pemasok, telah mendampingi lebih dari 22.000 petani tembakau dan
cengkih, melalui program kemitraan yang dijalankan sejak 2009.
Di sisi lain, bagi para UMKM, di bawah payung
Sampoerna Untuk Indonesia (SUI), Sampoerna memiliki dua program unggulan yakni
Sampoerna Retail Community (SRC) dan Sampoerna Entrepreneurship Training Center
(SETC).
SRC adalah program pendampingan bagi pelaku
usaha toko kelontong untuk bisa bersaing dan memanfaatkan digitalisasi. SRC yang
dimulai sejak 2008 lalu ini kini telah membina lebih dari 250.000 toko kelontong
di seluruh Indonesia. Total omzet SRC tercatat sebesar Rp236 triliun, setara dengan 11,36% dari total PDB ritel nasional
pada 2022.
Adapun, SETC adalah program pelatihan
kewirausahaan terintegrasi yang hadir sejak 2007. SETC memiliki fasilitas
pelatihan sebagai sarana pendukung yang berdiri di lahan seluas 27 hektare di
Pasuruan, Jawa Timur.
SETC telah memberikan pendampingan
komprehensif serta pengembangan kapasitas untuk pelaku UMKM kepada lebih dari
72.000 peserta yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia.
“SETC hadir untuk membantu banyak orang
agar bisa belajar menjadi entrepreneur yang baik,” paparnya.
Ivan menuturkan Sampoerna berinvestasi besar
untuk membentuk ekosistem digital AYO by SRC yang menghubungkan
produsen/mitra grosir, Toko SRC, dan konsumen.
Sebagai informasi, saat ini terdapat
setidaknya tiga aplikasi pada ekosistem digital SRC yakni My AYO by SRC
yang menghubungkan pelanggan dengan Toko SRC, AYO Mitra by SRC yang menghubungkan
mitra grosir dengan Toko SRC, dan AYO Toko by SRC membantu pemilik Toko
SRC untuk mengelola usahanya, seperti memesan barang ke mitra SRC.
“Efek berganda ini luar biasa, bahwa kami bukan
hanya punya bisnis, tapi Sampoerna itu punya dampak positif terhadap rantai
pasok dan masyarakat sekitar. Jadi pengembangan SDM bukan hanya untuk karyawan
tapi juga mereka yang terlibat dalam rantai pasok dan masyarakat luas,”
imbuhnya.