Minggu, 4 Juni 2023 07:09 WIB - Dilihat: 25
Elbagus, Jakarta
Komisi Perlindungan Informasi Pribadi Jepang pada Jumat (2/6) mengatakan telah memberikan peringatan kepada OpenAI yang mengembangkan ChatGPT sebuah layanan chatbot berbasis AI untuk tidak mengumpulkan data sensitif pengguna tanpa izin.
Dalam sebuah pernyataan dari komisi perlindungan, OpenAI diharuskan meminimalkan data sensitif yang dikumpulkannya untuk pembelajaran mesin dan akan mengambil tindakan tegas jika OpenAI membuat lebih banyak masalah di masa mendatang.
Melansir dari Reuters, menurut firma analitikSimilarweb Jepang sendiri adalah sumber lalu lintas terbesar ketiga ke situs web OpenAI. CEO OpenAI Sam Altman pada bulan April bertemu Perdana Menteri Fumio Kishida dengan tujuan ekspansi di Jepang, menjelang KTT para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) di mana Kishida memimpin diskusi tentang pengaturan AI.
Uni Eropa, penentu tren global dalam regulasi teknologi membentuk gugus tugas di ChatGPT dan kini sedang mengerjakan apa yang bisa menjadi rangkaian aturan pertama untuk mengatur AI. Sementara itu, penyebaran chatbot yang begitu cepat membuat regulator harus bergantung pada peraturan yang ada untuk menjembatani kesenjangan tersebut.
Regulator Italia Garante membuat ChatGPT offline sebelum perusahaan setuju untuk menginstal fitur verifikasi usia dan membiarkan pengguna Eropa memblokir informasi mereka agar tidak digunakan untuk melatih sistem.
Altman minggu lalu mengatakan OpenAI tidak memiliki rencana untuk meninggalkan Eropa setelah sebelumnya menyarankan startup mungkin melakukannya jika peraturan UE terlalu sulit untuk dipatuhi. (hbj)