Senin, 22 Mei 2023 12:00 WIB - Dilihat: 8
Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti (tengah).
(Foto: Sonya Michaella).
Elbagus, Jakarta
Reformasi telah berusia 25 tahun, tepatnya pada 21 Mei 2023. Namun yang dirasa adalah kualitas demokrasi merosot.
“Sepanjang 25 tahun Reformasi entah mengapa, kualitas dari demokrasi itu sendiri semakin menurun,” kata Koordinator Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Fatia Maulidiyanti, kepada Medcom.id, pada Sabtu, 20 Mei 2023.
Fatia menerangkan reformasi memberikan harapan yang sangat besar bagi warga negara atas terwujudnya keadilan, anti korupsi, kolusi dan nepotisme dan Pancasila yang akan termanifestasi dari cita-cita para pendiri bangsa seperti Soekarno, Hatta, dan Syahrir.
“Yang menjadi makna dari Reformasi sudah berubah, pemerintah yang mereformasi diri dalam mencari cara untuk terus membungkam warga negaranya. Negara terus mereformasi diri, dalam menciptakan rasa takut,” jelas Fatia.
Situasi ini, kata Fatia, menyebabkan modalitas akan berpikir kritis bagi anak muda mengalami banyak pembatasan. Dia menerangkan iklim impunitas semakin mendominasi dan merajai ruang-ruang nadi aparat keamanan negara.
“Kebal hukum semakin manjur, rakyat semakin hancur. Polisi, tentara bebas memukul, membunuh, menghancurkan keberanian dan memasuki ruang-ruang sipil yang sama sekali bertentangan dengan enam mandat reformasi itu sendiri,” beber Fatia.
Dia menerangakn akan banyak orang menjadi korban serta banyak ruang publik menjadi kosong dan sepi. Sampai kini, menurut Fatia, banyak sekali utang negara yang belum terbayar tuntas dengan membuat jalan pintas penyelesaian pelanggaran HAM berat termasuk tragedi Mei 1998.
“Hingga para korban masih terlantung untuk terus menagih keadilan kepada negara,” tutup Fatia.
(mdc)