Minggu, 13 April 2025 11:38 WIB - Dilihat: 5
Jakarta, elbagus.com
Masyarakat INDONESIA semakin tidak nyaman setelah menyaksikan terjadinya PHK besar besaran akibat tidak ada lagi kemampuan untuk bertahan para pemilik pabrik industri di wilayah INDONESIA
Maka ini berdampak luas pada masyarakat karena dengan tidak adanya pekerjaan kemiskinan semakin tinggi serta berdampak tingkat kejahatan semakin merah.
Apakah yang menyebabkan Masyarakat di berbagai daerah tidak mendapatkan dampak apa apa atau ada manfaatnya ketika telah berjalan banyak proyek yang nilainya ratusan milyar bahkan trilyunan
PROF DR KH SUTAN NASOMAL SH,MH sebagai pemerhati Masyarakat dan pemerhati Kinerja Kepala Daerah selama 25 tahun ini menyaksikan bahwa begitu banyak perusahaan besar berdiri dengan modal kerja ratusan milyar serta mendapatkan keuntungan dari mengelola SUMBER DAYA ALAM yang di manfaatkan menjadi nilai jual yang menguntungkan puluhan milyar tiap bulannya tetapi Masyarakat di sekitarnya tetap miskin. Bahkan banyak yang EXSTREM MISKIN dengan berpenghasilan di bawah 700.000 tiap bulannya atau kurang dari itu.
Tidak ada dampak perbaikan ekonomi bagi Masyarakat dengan banyaknya perusahaan berdiri di masing masing daerahnya.
PROF DR KH SUTAN NASOMAL SH,MH berharap besar dan menghimbau kepada Kepala Daerah yang sudah memiliki jabatan sebagai Gubernur, Walikota, Bupati, lebih mengutamakan kepentingan ekonomi Masyarakat.
Kemudahan memberikan perijinan kepada para pemilik modal industri harus dengan memperhatikan HAK MASYARAKAT untuk bisa mendapatkan pekerjaan dan kesejahteraan. Jangan hanya mendapatkan cerita dongeng saja bahwa semakin banyak para pemodal besar membangun industri akan menyerap puluhan ribu tenaga kerja dan mensejahterakan Masyarakat.
25 tahun ini perkebunan Masyarakat di ambil oleh perusahaan nasional atau asing.
Berdampak luar biasa menciptakan kemiskinan di banyak daerah. Bahkan banyak yang harus di gusur pindah dari Desa Desanya ke wilayah yang jauh. Tidak ada dampak ekonomis untuk Masyarakat setempat.
45 tahun ini hutan di babat dan menjadi alih fungsi lahan yang tidak ada manfaatnya untuk Masyarakat yang sudah menjaga hutan ini selama ribuan tahun dan dari turun temurun hutan ini memberikan hasil untuk Masyarakat lokal sehingga tercukupi untuk kehidupan yang sejahtera. Setelah ribuan hektar hutan di babat maka berdampak pada munculnya bencana alam dan kerugian yang juga besar pada Masyarakat. Banjir setiap musim hujan. Tanah bergerak. Sumber sumber air di gunung menghilang. Sungai mengering. Sawah dan ladang mati serta hilanglah kebahagiaan Masyarakat adat lokal.
Begitu juga kemiskinan pada Masyarakat Nelayan. Semakin mahal ongkos melaut karena sumber sumber ikan telah rusak dengan pencemaran serta dampak pembangunan.
Kata orang tua dulu
Membangun Negara yang sehat harus menggunakan ILMU KESEIMBANGAN ALAM serta ILMU KEADILAN ALAM & MANUSIA. Karena harus di jaga baik baik agar tidak ada bencana.
INDONESIA ini ada adalah titipan dari para putra daerah di Nusantara agar bersatu padu dan menciptakan kesejahteraan kemakmuran kebahagiaan serta menjaganya dari kehancuran.
Bila malah sebaliknya yang terjadi dengan semakin tidak berdaulat para Masyarakat di daerah sehingga kehilangan hutannya. Kehilangan perkebunannya. Kehilangan Sumber Daya Alamnya. Kekayaan INDONESIA di peras habis. Darat Laut Gunung serta perkebunan di hancurkan. Masyarakat Daerah mempertanyakan apakah sudah benar hal ini menjadi tujuannya UUD 1945 dan Kemerdekaan INDONESIAN tercipta.
Pendapatan Masyarakat yang selama ini setiap 3 bulan dari hasil perkebunan menjadi nafas penyambung kehidupan Masyarakat pedesaan sudah sirna. Tidak ada cerita panen serentak nasional. Hasil pertanian biasanya Masyarakat pedesaan seindonesia bisa membeli emas mencapai 100 kg setiap tahunnya. Sesuai data penjualan emas didokumen nasional. Hasil tani menjadi nilai investasi Masyarakat pedesaan dengan menyimpan emas. Tetapi selama 25 tahun ini hanya cerita dongeng saja. Semakin meluas kemiskinan para putra daerah.
PROF DR KH SUTAN NASOMAL menyampaikan kepada media. Era tahun 60 setiap para putra daerah memiliki perkebunan dan pertanian 50 sampai 80 hektar. Di urus oleh turun temurun dan memberikan hasil yang mensejahterakan penduduk di daerah. Masyarakat daerah dulu punya uang dan membeli menyimpan emas dari hasil panen sawah ladang.
Peraturan daerah telah di tetapkan selama 25 tahun ini membuat sangat sulit hidup di pedesaan dan di daerah daerah yang jauh.
PROF DR KH SUTAN NASOMAL SH.MH yang selalu sering diskusi dengan para putra daerah di nusantara menghimbau kepada semua Gubernur Walikota atau Bupati. Putra Daerah Nusantara Menunggu Komitmennya Kepala Daerah Pada Janji Politiknya pada PILKADA Pilpres 2019 yang lewat lalu untuk menyiapkan lapangan pekerjaan yang luas.
Nasehat dari para orang tua dulu.
Apa yang dulu kalian tanam. 2025 telah sampai pada masa panennya
Kemudahan atau Kesulitan yang saat ini para pemimpin rakyat alami. Adalah hasil yang di tanam selama 25 tahun ini.
Narasumber : PROF DR KH SUTAN NASOMAL SH.MH Presiden Partai Oposisi Merdeka yang juga Pakar Hukum Pidana Internasional sekaligus Jenderal Komite Mantan Preman Indonesia Istighfar.
(Red)